Masih ingat cerita tentang si Vienna? Ugh, si cantik itu memang benar-benar menarik. Itu tak kusangkal. Tapi kuputuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya. Mengapa?
Sebenarnya, waktu pertama kali ku-install, si Vienna itu tampaknya cantik dan juga baik tapi lama-kelamaan ketahuan kalau dia itu suka ngambek karena sebab yang nggak jelas. Seringkali fitur-fiturnya yang tampil di desktop itu bermasalah alias error. Pertama-tama aku sih sabar-sabar aja dan kuusahakan kuperbaiki dan kadang berhasil. Tapi lama-kelamaan, hal itu semakin parah dan error-nya sering nggak bisa kuatasi lagi dan PCku seringkali harus kuinstall kembali. Karena masih sabar, aku masih tetap menginstallnya dengan si Vienna karena waktu itu aku masih sayang dia. Pas kira-kira satu minggu yang lalu, sifat ngambek si Vienna benar-benar nggak bisa kutolerir lagi. Bukan cuma fiturnya yang bermasalah lagi, system restore-nya juga bermasalah sampai-sampai tak bisa dipakai.
Aku marah. Benar-benar marah. Langsung kuambil windowsku yang lain. Kali ini aku memutuskan untuk menggunakan si Windows Diamond Ultimate. Aku sebenarnya belum kenal dengannya karena aku belum pernah menggunakannya tapi aku tak peduli walaupun nantinya si Diamond ini lebih jelek dari si Vienna. Kupikir, buat apa cantik seperti si Vienna tapi selalu bikin masalah. Jadi ilfil ngelihatnya.
Wowww, ternyata si Diamond itu cantik. Malah lebih cantik daripada si Vienna. Senangnya hatiku. Tapi, pertama-tama si Diamond ini juga bermasalah tapi aku memperbaikinya dan berhasil. Akh, masalah itu kuanggap saja sebagai jalan untuk lebih mengenal dia. Dan sejak itu sampai sekarang, si Diamond tetap baik samaku. Nggak pernah ngambek dan bikin masalah. Sekedar pemberitahuan, fitur-fitur si Diamond ini pun bisa diotak-atik untuk dimodifikasi (sama kayak si Vienna) dan udah SP2.
Hm, mau lihat tampang si Diamond? Ini dia.
Sekian dulu ceritaku tentang si Vienna, eh si Diamond maksudnya.
Daaaggghhhh....
More about → Windows XP SP3 Diamond Ultimate
Sebenarnya, waktu pertama kali ku-install, si Vienna itu tampaknya cantik dan juga baik tapi lama-kelamaan ketahuan kalau dia itu suka ngambek karena sebab yang nggak jelas. Seringkali fitur-fiturnya yang tampil di desktop itu bermasalah alias error. Pertama-tama aku sih sabar-sabar aja dan kuusahakan kuperbaiki dan kadang berhasil. Tapi lama-kelamaan, hal itu semakin parah dan error-nya sering nggak bisa kuatasi lagi dan PCku seringkali harus kuinstall kembali. Karena masih sabar, aku masih tetap menginstallnya dengan si Vienna karena waktu itu aku masih sayang dia. Pas kira-kira satu minggu yang lalu, sifat ngambek si Vienna benar-benar nggak bisa kutolerir lagi. Bukan cuma fiturnya yang bermasalah lagi, system restore-nya juga bermasalah sampai-sampai tak bisa dipakai.
Aku marah. Benar-benar marah. Langsung kuambil windowsku yang lain. Kali ini aku memutuskan untuk menggunakan si Windows Diamond Ultimate. Aku sebenarnya belum kenal dengannya karena aku belum pernah menggunakannya tapi aku tak peduli walaupun nantinya si Diamond ini lebih jelek dari si Vienna. Kupikir, buat apa cantik seperti si Vienna tapi selalu bikin masalah. Jadi ilfil ngelihatnya.
Wowww, ternyata si Diamond itu cantik. Malah lebih cantik daripada si Vienna. Senangnya hatiku. Tapi, pertama-tama si Diamond ini juga bermasalah tapi aku memperbaikinya dan berhasil. Akh, masalah itu kuanggap saja sebagai jalan untuk lebih mengenal dia. Dan sejak itu sampai sekarang, si Diamond tetap baik samaku. Nggak pernah ngambek dan bikin masalah. Sekedar pemberitahuan, fitur-fitur si Diamond ini pun bisa diotak-atik untuk dimodifikasi (sama kayak si Vienna) dan udah SP2.
Hm, mau lihat tampang si Diamond? Ini dia.
Sekian dulu ceritaku tentang si Vienna, eh si Diamond maksudnya.
Daaaggghhhh....